Comfort Zone itu sama aja dengan "No Progress Zone"
Coba deh tengok 3 tahun ke belakang, apa ada perubahan yang signifikan? Masih sama? Atau masih sama banget dengan 5 tahun sebelumnya?
sumber: google |
Banyak orang berlindung dibalik Comfort Zone karena ngerasa fine-fine aja, gue asik-asik aja kok bersyukur dengan keadaan saat ini.
- Masih bisa liburan (meskipun belum keluar negeri)
- Masih bisa makan (meskipun hanya makan seadanya)
- Masih bisa shopping (meskipun belum beli yang bermerk)
- Masih bisa tidur (meskipun masih di rumah mertua)
Bersyukur sih wajib, tapi....
manusia juga harus berusaha untuk hijrah ke hidup yang lebih baik.
Coba dipikir lagi, apa iya kehidupan sekarang adalah yang kita impikan?
Bener??
Serius??
Ngerasain ga siiih yang kaya gini?
"Sepandai-pandai duit dihemat, akhir bulan cekak juga"
"Berangkat gelap, pulang gelap, nggak kaya-kaya"
"Masih nebeng sama orangtua"
Hehe....itu mah bukan comfort zone, udah deh gausah pura-pura merasa comfort kalau memang kenyataannya belum comfort ;)
When the comfort zone is no longer comfort, ARE YOU READY?
Kadang kita merasa keadaan kita sudah amat sangat nyaman, suami kaya raya, warisan banyak, dapat gaji luar biasa dan fasilitas hebat dari kantor....
Tapi pernah kebayang nggak jika keadaannya berubah? Sudah siapkah?
- tiba-tiba kena PHK
- ditinggal kepala keluarga
- harus resign karena ga tega ninggalin anak
Ga pernah berharap hal buruk terjadi, tapi kita wajib untuk berjaga-jaga dan punya plan B untuk menghadapinya.
- Jangan sampai terlambat untuk memulai
- Jangan nunggu di PHK baru rusuh mau berbisnis
- Jangan nunggu kondisi kantor ga kondusif baru cari penghasilan lain
- Jangan nunggu susah baru memulai
- Jangan nunggu atap rumah rubuh baru cari duit untuk benerinnya
"Sedia payung sebelum hujan"
Mumpung masih sehat, masih ada umur, masih ada orangtua, suami masih sehat dan produktif, mumpung....mumpung....
Syukuri nikmat yang kita miliki sekarang, tapi jangan sampai terlena dan melupakan bahwa masa depan butuh diperjuangkan.
Ternyata banyaak banget orang yang berada di Comfort Zone, melakukan hal yang sama setiap hari. Bangun pagi siap untuk menghadapi macet, melakukan pekerjaan yang sama dengan kemarin, pulang, ketemu anak sebentar, tidur, dan besoknya melakukan hal yang sama persis.
Dan saya pun bertahan melakukannya selama hampir 10 tahun, wooow...kalo kamu? ;)
Takut untuk menjadi berbeda, berasa nyaman menjadi manusia kebanyakan atau jadi manusia biasa-biasa saja, dan biasanya menjadi depresi karena melakukan hal yang sama setiap saat :)
Udah mulai deh tuh rasa ingin keluar dari comfort zone nya membuncah....
Lalu, apakah mudah untuk keluar dari comfort zone?
Untuk berubah ke arah yang lebih baik, kita harus melewati sebuah proses yang dinamakan dengan pengorbanan....
Seekor kupu-kupu nggak akan bisa terbang apabila saat keluar dari kepompongnya dibantu oleh orang lain, karena sayap-sayapnya tidak berlatih untuk menjadi kuat.
Source: http://www.forgivenessministries.com/
Sama hal nya ketika kita mencoba untuk mendobrak comfort zone kita, banyak ga enaknya, banyak ga nyamannya ketika kita memulai sesuatu yang baru....
Berubah berarti keluar dari kebiasaan lama, dan mulai membentuk kebiasaan baru. Siapapun bisa melakukannya, jika bersedia keluar dari zona nyaman dan mulai membentuk kebiasaan baru demi mencapai hal yang lebih baik insyaAllah tercapai.
Sedangkan mereka yang menentang perubahan, lama-lama akan tertinggal.
Jika kita mau mengubah nasib ya harus mau berubah, kalau ga mau merubah arah kita akan berakhir di tempat yang sama.
Pilih mana? :)
Salam hangat,
Tasya
0 comments:
Post a Comment