Seorang teman pernah menginbox saya, dan bertanya
"apa istimewanya suatu produk tidak diujikan ke hewan? seperti itu saja kok digembor-gemborkan?"
Saya hanya bisa terpaku dan membatin, "si mba ini lagi ngetes atau jujur nggak tahu apa istimewanya?" :)
Mungkin status saya beberapa waktu sebelumnya mengenai keunggulan produk Oriflame yang tidak diujikan ke hewan telah menimbulkan pergolakan batin dalam dirinya, hehe
Saya pribadi berpendapat, bahkan seorang yang awam pun "seharusnya" tahu bahwa ketika suatu produk (apapun itu) tidak diujikan ke hewan maka artinya produk tersebut telah melindungi hak hidup hewan itu sendiri. Apakah kalian tahu seperti apa realita pengujian terhadap hewan? mengerikan dan tidak usah dibayangkan *sensor*
Berikut saya kutip artikel dari Femina,
"Uji coba terhadap hewan dilarang sebab hasilnya mungkin tidak relevan dengan manusia. Selain itu, tes dari hewan biasanya bervariasi dan sulit untuk ditafsirkan. Uji coba hewan yang tidak relevan dan tidak diprediksikan berarti hasilnya juga tidak menjamin keselamatan konsumen.
Proses uji coba terhadap hewan untuk produk kosmetik dan bahan-bahannya meliputi banyak tahap, salah satunya Skin Sensitization. Tes ini berguna melihat reaksi bahan-bahan kimia terhadap kulit. Tes ini dilakukan pada kulit atau disuntikkan pada kulit seekor babi, atau di kuping seekor tikus. Kulit mereka akan menunjukkan kemerahan, rasa gatal, ataupun peradagangan. Tes ini menggunakan 32 babi atau 16 tikus. Masih ada 8 jenis tes lagi yang tentunya semua menyiksa hewan-hewan percobaan itu. Bahkan setelah dua tahun, tikus akan dibunuh dan diperiksa kemungkinan sel-sel kanker yang muncul pada tubuhnya."
Dan berdasarkan data statistik yang dihimpun oleh The European Coalition to End Animal Experiments (ECEAE), didapatkan fakta bahwa pada tahun 2008 Uni Eropa telah menggunakan lebih dari 12 juta hewan yang digunakan sebagai uji coba. Angka tersebut lebih rendah dibandingkan dengan angka secara nasional, karena negara tidak perlu melaporkan eksperimen yang melibatkan rekayasa genetika.
Statistik juga menunjukkan bahwa 50% dari hewan yang digunakan dalam pengujian kosmetik mati dalam waktu 2-3 minggu setelah percobaan.
Larangan uji coba hewan dalam industri kosmetik telah dilakukan di 27 negara Uni Eropa sejak 2009, dan penjualan kosmetik yang menggunakan hewan untuk uji coba telah dilarang sejak Maret 2013. Ketentuan ini hanya berlaku di Uni Eropa, untuk negara Asia setahu saya baru India yang memberlakukannya.
Lalu, bagaimana dengan Oriflame, salah satu perusahaan kosmetik terkemuka yang berasal dari Swedia?
Saya sebagai pengguna dan penggiat bisnisnya tentu harus tahu dan paham betul mengenai sejarah si perusahaan, salah satunya adalah terkait dengan animal testing ini.
Oriflame, sejak didirikan pada tahun 1967, TIDAK PERNAH melakukan uji coba produknya terhadap hewan. Dan selama lebih dari 47 tahun tetap konsisten dengan kebijakannya tersebut. Lalu bagaimana caranya memastikan keamanan suatu produk dengan standar tinggi yang akan digunakan/dikonsumsi oleh manusia?
Dalam situsnya dijelaskan, bahwa uji keamanan produk Oriflame dilakukan pada para relawan manusia oleh laboratorium spesialis independen di bawah pengawasan personil medis yang berkualitas. Uji keamanan hanya dikerjakan pada para relawan sehat (minimal berusia 18 tahun) berdasarkan tinjauan formulasi produk secara rinci oleh tim ahli kami. Uji klinis terhadap produk kosmetik kini merupakan praktek industri standar dan diterima sebagai cara yang aman dan etis untuk menggantikan uji pada hewan.
Oriflame tidak melakukan atau meminta uji pada hewan untuk mendukung keamanan atau kompetensi produk atau bahan apa pun dalam proses pengembangan produk, di tahap apapun. Selain itu, Oriflame tidak menggunakan bahan-bahan yang diklasifikasikan sebagai CMR (karsinogenik, mutagenik dan Berbahaya untuk Reproduksi).
Jadi, sudah jelas ya apa istimewanya suatu produk yang tidak diujikan ke hewan?
Selain itu sudah menjadi regulasi yang diatur di Uni Eropa sana, saya sih bangga bahwa jauh sebelum regulasi itu berlaku, Oriflame sudah menerapkannya dalam prinsip perusahaan ;)
Say No to Cruel Cosmetics,
Anastasia Larasati
0 comments:
Post a Comment